Pages

Tuesday, December 31, 2019

Freddie Frinton – die berühmteste Zahnlücke der Welt - bluewin.ch

  1. Freddie Frinton – die berühmteste Zahnlücke der Welt  bluewin.ch
  2. Alle Jahre wieder lachen wir über James - News Kultur: Film  Tages-Anzeiger
  3. Dinner for One im TV: Hier läuft der Klassiker zu Silvester  BILD
  4. Aldi schreibt "Dinner for One" in neuem Spot um  FOCUS Online
  5. TV-Klassiker: Hier läuft heute "Dinner for One"  SPIEGEL ONLINE
  6. Mehr zum Thema in Google News

Freddie Frinton – die berühmteste Zahnlücke der Welt - bluewin.ch
Weiterlesen

Banjir Jakarta, Ratusan Motor Tenggelam di Basemen Apartemen Kawasan Cakung

Liputan6.com, Jakarta Hujan tanpa henti sejak Selasa 31 Desember 2019 sore hingga Rabu 1 Januari 2020 pagi menyisakan banjir di sejumlah wilayah Jakarta. Salah satunya di kawasan Cakung, Jakarta Timur, banjir merendam kompleks Apartemen Sentra Timur.

Pantauan Liputan6.com, air memenuhi area parkir sepeda motor di basemen apartemen. Ratusan motor yang terparkir di dalamnya pun terendam banjir dan tak bisa diselamatkan.

Basemen Apartemen Sentra Timur, Cakung terendam banjir. (Raden Trimutia Hatta/Liputan6.com)

Sementara di luar, air setinggi betis hingga lutut orang dewasa juga merendam area parkir mobil penghuni. Sejumlah penghuni berusaha menyelamatkan mobil mereka dengan mengeluarkannya ke jalan raya.

"Saya lima tahun tinggal di sini baru kali ini banjir," ujar Joko, salah satu penghuni apartemen.

2 dari 2 halaman

Air Cepat Masuk Basemen

Salah seorang petugas keamanan apartemen mengungkapkan, air mulai memasuki area parkir sekitar pukul 04.30 WIB. Pihaknya mengaku telah berupaya menyelamatkan sepeda motor yang terparkir di basemen.

"Kita sudah coba tapi air masuknya terlalu deras. Ada petugas kami yang nyaris terjatuh," ujar petugas yang tak mau disebutkan namanya.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/36ftXmK

Tahun Baru 2020, Banjir Jadi Trending Topic di Twitter

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah Indonesia, terutama Jabodetabek, sejak malam pergantian Tahun Baru 2020 sudah diguyur hujan. Karenanya, ada beberapa titik yang mengalami banjir sejak tadi pagi.

Kondisi itu dengan cepat menjadi perbincangan di media sosial, terutama di Twitter. Pembahasan mengenai banjir kini sudah meramaikan linimasa situs microblogging tersebut. 

Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Rabu (1/1/2020), tagar banjir ternyata menjadi Trending Topic di Twitter, mengungguli topik tentang Tahun Baru 2020.

Kebanyakan dari kicauan warganet berisi informasi tentang kondisi banjir di wilayahnya. Tidak sedikit pula warganet yang berharap agar hujan dapat reda dan banjir segera surut.

Nah, untuk mengetahui bagaimana kicauan warganet tentang banjir di awal Tahun Baru 2020, berikut ini beberapa yang dihimpun dari Twitter.

2 dari 2 halaman

Banjir Ganggu Perjalanan Kereta Api, Cek Jalur yang Terimbas

Di sisi lain, PT KAI Daop 1 Jakarta menyampaikan kemungkinan gangguan perjalanan kereta api di sejumlah lintasan yang terdampak cuaca buruk dan menyebabkan sejumlah prasarana jalur rel terimbas banjir.

Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa membeberkan beberapa area jalur rel yang terimbas banjir.

"Sejumlah titik jalur lintas KA di area Daop 1 Jakarta terimbas banjir dengan ketinggian bervariasi sekitar 4 hingga 8 cm di atas kop rel," ujar Eva, mengutip keterangan resmi, Rabu (1/1/2020).

Secara rinci, jalur yang terimbas ialah:

1. KM 9+700 lintas antara Rawa Buaya - Batu Ceper ketinghian air mencapai 8cm diatas Kop Rel. Kondisi tersebut berdampak pada perjalanan KA Bandara dan KRL Relasi Tangerang - Duri, hingga pukul 07.50 WIB lintas belum dapat dilalui Kereta Api. Sejumlah perjalanan KRL dan KA Bandara dibatalkan.

2. KM 28+7 lintas antara Bekasi - Tambun berdampak pada kelambatan kedatangan perjalanan KA Jarak Jauh dan KRL yang harus mengurangi kecepatan saat melalui lokasi.

3. KM 2+7/8 terdapat genangan air antara Manggarai - Tanah Abang. Lintas tersebut masih dapat dilalui namun kecepatan perjalanan KA dibatasi saat melintas dilokasi.

4. Jalur 5 dan 6 Stasiun Tanah Abang terdampak luapan air dari kali Ciliwung dengan ketinggian air hingga 50 cm diatas Kop Rel. Perjalanan KA dari Stasiun Tanah Abang menuju Serpong/Parung Panjang/Maja dan Rangkasbitung tidak dapat dilakukan.

5. KM 17+4 lintas antara Pondok Ranji - Kebayoran ketinggian air mencapai 20 cm diatas Kop Rel dan Berdampak pada perjalanan KRL. Lintas belum dapat dilalui sehingga perjalanan KRL dari Parung Panjang/Serpong/Maja/Rangkasbitung hanya dapat dioperasikan s.d Pondok Ranji. Perjalanan KA dari arah Stasiun Tanah Abang belum dapat dilakukan.

(Dam/Why)

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2F95OT1

Operasional Kereta Bandara Berhenti Sementara Karena Banjir

Liputan6.com, Jakarta - Operasional kereta bandara yang menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta berhenti operasi, Rabu (1/1/2020) karena terkena dampak banjir.

"PT Railink mengucapkan permohonan maaf atas gangguan perjalanan Kereta Api Bandara pada hari ini terdampak cuaca buruk dan menyebabkan sejumlah prasarana jalur rel terimbas banjir," ujar Humas PT Railink Diah Suryan, dalam keterangan persnya.

Penyebabnya, pada KM 9+700 lintas antara Rawa Buaya - Batu Ceper ketinggian air mencapai 8cm di atas Kop Rel. Kondisi tersebut berdampak pada perjalanan KA Bandara, hingga pukul 07.50 WIB lintas belum dapat dilalui kereta api, sejumlah perjalanan KA Bandara dibatalkan.

"Kami mengimbau kepada penumpang untuk beralih menggunakan moda transportasi lainnya," kata Diah.

Sementara, untuk penumpang yang terdampak gangguan perjalanan dapat melakukan pengembalian tiket 100 persen dengan menyertakan bukti tiket dan bukti transaksi ke email info@railink.co.id.

Untuk tiket kereta Bandara dari Traveloka & Bukalapak yang sudah diredeem, penggantian berupa voucher sesuai dengan relasi yang dipilih penumpang.

2 dari 2 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2MK95ME

Pukul 08.00, Pintu Air Manggarai Siaga 2, Karet Masih Siaga 1

Liputan6.com, Jakarta Hujan deras semalam yang mengguyur wilayah Jabodetabek menyebabkan kenaikan air permukaan di sungai dan pintu air di Jakarta.

Pantauan tinggi muka air oleh BPBD DKI Jakarta dan Dinas Sumber Daya Air pada tahun baru 1 Januari 2020 pukul 08.00 WIB menunjukkan tinggi Pintu Air Manggarai mengalami kenaikan tinggi muka air.

-PA Manggarai tinggi 925 cm kondisi Hujan dengan status SIAGA 2

- PA KARET (Banjir Kanal Barat) 700 cm kondisi hujan degan status SIAGA 1

- PA Pesanggerahan 250 cm kondisi hujan (SIAGA 2)

- PA Angke Hulu 240 cm kondisi hujan (SIAGA 2)

- Pulo Gadung 725 cm kondisi gerimis (SIAGA 2)

- Katulampa 170 cm/Hujan (siaga 2)

2 dari 2 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/35fhKNv

Banjir Ganggu Perjalanan Kereta Api, Cek Jalur yang Terimbas

Liputan6.com, Jakarta PT KAI Daop 1 Jakarta menyampaikan kemungkinan gangguan perjalanan kereta api di sejumlah lintasan yang terdampak cuaca buruk dan menyebabkan sejumlah prasarana jalur rel terimbas banjir.

Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa membeberkan beberapa area jalur rel yang terimbas banjir.

"Sejumlah titik jalur lintas KA di area Daop 1 Jakarta terimbas banjir dengan ketinggian bervariasi sekitar 4 hingga 8 cm di atas kop rel," ujar Eva, mengutip keterangan resmi, Rabu (1/1/2020).

Secara rinci, jalur yang terimbas ialah:

1. KM 9+700 lintas antara Rawa Buaya - Batu Ceper ketinghian air mencapai 8cm diatas Kop Rel. Kondisi tersebut berdampak pada perjalanan KA Bandara dan KRL Relasi Tangerang - Duri, hingga pukul 07.50 WIB lintas belum dapat dilalui Kereta Api. Sejumlah perjalanan KRL dan KA Bandara dibatalkan.

2. KM 28+7 lintas antara Bekasi - Tambun berdampak pada kelambatan kedatangan perjalanan KA Jarak Jauh dan KRL yang harus mengurangi kecepatan saat melalui lokasi.

3. KM 2+7/8 terdapat genangan air antara lManggarai - Tanah Abang. Lintas tersebut masih dapat dilalui namun kecepatan perjalanan KA dibatasi saat melintas dilokasi.

4. Jalur 5 dan 6 Stasiun Tanah Abang terdampak luapan air dari kali Ciliwung dengan ketinggian air hingga 50 cm diatas Kop Rel. Perjalanan KA dari Stasiun Tanah Abang menuju Serpong/Parung Panjang/Maja dan Rangkasbitung tidak dapat dilakukan.

5. KM 17+4 lintas antara Pondok Ranji - Kebayoran ketinggian air mencapai 20 cm diatas Kop Rel dan Berdampak pada perjalanan KRL. Lintas belum dapat dilalui sehingga perjalanan KRL dari Parung Panjang/Serpong/Maja/Rangkasbitung hanya dapat dioperasikan s.d Pondok Ranji. Perjalanan KA dari arah Stasiun Tanah Abang belum dapat dilakukan.

2 dari 2 halaman

Perubahan Pola Operasi

Melihat kondisi tersebut, PT KAI daop 1 melakukan sejumlah langkah berupa perubahan pola operasi hingga pembatalan perjalanan.

Adapun untuk keberangkatan KA Jarak Jauh baik dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir tidak mengalami keterlambatan.

"Meski demikian PT KAI Daop 1 tetap menghimbau agar para pengguna jasa KA Jarak Jauh dapat mengatur keberangkatannya lebih awal menuju stasiun agar tidak tertinggal kereta mengingat sejumlah ruas jalan raya juga terdapat titik banjir," lanjut Eva.

Hingga kini seluruh tim PT KAI Daop 1 Jakarta terus melakukan pemantauan kondisi dilintas untuk dapat memastikan keselamatan dan keamanan perjalanan Kereta Api di sejumlah area jalur rel yang terdampak banjir.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2ssDvMD

6 Pemain Bintang yang Berpeluang Hebohkan Bursa Transfer Januari

Jakarta - Bursa transfer Januari akan dibuka hari ini. Seluruh tim punya kesempatan memperbaiki skuat untuk menghadapi sisa musim.

Jika melihat rutinitas bursa transfer window II, memang sangat jarang terjadi pemecahan rekor harga jual atau beli pemain.

Namun, semua kemungkinan bisa saja terjadi, terutama bagi klub-klub yang terpuruk atau belum memuaskan sampai akhir tahun 2019.

Tak hanya menebak klub mana yang akan aktif, publik juga tak sabar siapa saja yang bakal menjadi bintang utama. Walhasil, semua proses transaksi yang melibat klub-klub besar Eropa akan membetot perhatian.

Berikut ini beberapa pemain yang berstatus 'hot property' pada bursa transfer musim dingin 2020:

2 dari 7 halaman

1. Jadon Sancho (Borussia Dortmund)

Nilai jual : 44,6 juta euro

Potensi klub tujuan : Manchester City, Manchester United, Chelsea, Real Madrid, Barcelona

Jadon Sancho sedang mengalami masalah besar di Borussia Dortmund sepanjang awal musim 2019-2020. Ia tak lagi menjadi kekuatan reguler, dan sempat mendapat hukuman akibat terlambat bergabung usai membela timnas.

Namun, dia masih memiliki reputasi dan kemampuan di lapangan yang tak boleh diremehkan bagitu saja. Dia tetap menjadi pemain yang banyak diincar klub-klub besar di lima liga teratas Eropa. Apalagi, ia sudah mencetak dan membuat asis dalam proses 10 gol di seluruh kompetisi.

Artinya, ia hanya butuh menit bermain agar bisa menaikkan lagi kapasitas potensinya. Posisi Sancho bisa jadi bakal terus tergerus setelah Dortmund mendatangkan Erling Braut Haaland dari Salzburg.

Kini, publik menunggu apa yang akan menjadi keputusan Jadon Sancho untuk menyelamatkan kariernya. Apakah dia berani kembali ke Premier League, atau bersiap ke La Liga?. Kita tunggu saja.

3 dari 7 halaman

2. Gareth Bale (Real Madrid)

Nilai jual : 44,7 juta euro

Potensi klub tujuan : Tottenham Hotspur, Manchester United

Nama ini sudah mendengung bakal menanggalkan seragam Real Madrid sejak musim lalu. Namun, tetap saja memilih untuk bertahan, terutama ketika Zinedine Zidane masuk kembali ke posisi pelatih Real Madrid.

Secara keseluruhan, Gareth Bale berada dalam posisi tertekan, terutama dari fans Real Madrid. Ia sebenarnya sudah berusaha keras di lapangan, namun sepertinya belum terlalu maksimal. Kini, ia justru ingin berkonsentrasi di timnas agar Wales bisa meraih prestasi mengesankan pada tahun 2020.

Sebelumnya, Bale sempat punya hasrat pergi ke China. Namun, mantan Tottenham Hotspur dan Southampton tersebut tak ingin memiliki nasib kurang bagus ketika nantinya 'turun kasta' ke Liga Super China. Walhasil, pilihan kembali ke pentas Premier League bisa menjadi opsi menarik.

4 dari 7 halaman

3. Timo Werner (Leipzig)

Nilai jual : 60,61 juta euro

Potensi klub tujuan : Real Madrid, Manchester United, Chelsea, Liverpool

Leipzig tampil menawan dalam beberapa musim terakhir di pentas Bundesliga, yang berimbas kapasitas nama mereka di lingkup Liga Champions Eropa. Efek lain adalah para penggawa yang namanya terkerek naik.

Satu di antara nama yang menjulang adalah Timo Werner. Sang bomber sudah mulai mendapat nama dalam tiga musim terakhir. Ia pun telah mendapat 'hadiah', yakni tempat reguler di timnas.

Werner memainkan peran penting dalam alur bola Leipzig. Statistiknya juga semakin oke, termasuk musim ini yang sanggup mencetak gol setiap 79 menit. Artinya, persona Timnas Jerman ini memiliki momen yang tepat jika ingin mengadu nasib ke liga yang level kompetitifnya lebih tinggi.

5 dari 7 halaman

4. Edinson Cavani (PSG)

Nilai jual : 30 juta euro

Potensi klub tujuan : Atletico Madrid, LA Galaxy

Penyerang berkebangsaan Uruguay ini sudah masuk zona bursa transfer sejak musim panas 2019. Kehadiran Mauro Icardi, dan semakin moncernya penampilan Kylian Mbappe, membuat Cavani mulai terlupakan.

Padahal, jika melihat level ketajaman, Cavani masih sanggup bersaing. Tapi, keberadaan Neymar yang ingin tampil dominan akan membuat masa depan Cavani tak lagi bagus di PSG.

Pada musim ini, Cavani hanya sanggup mencetak tiga gol. Kondisi itu menjadi peringatan keras bagi pemain yang kontraknya habis pada Juni mendatang. Artinya, Januari 2020 menjadi waktu yang tepat baginya untuk keluar dari PSG.

6 dari 7 halaman

5. Thomas Lemar (Atletico Madrid)

Nilai jual : 42 juta euro

Potensi klub tujuan : Liverpool, Lyon, Manchester City, Manchester United, Benfica

Pemain Timnas Prancis ini memiliki segudang kemampuan yang membuatnya sanggup bertahan di Atletico Madrid. Meski kurang terkenal di luar, perannya di area tengah tak bisa dianggap enteng.

Pada musim panas 2017, ia sempat menjadi bahan perbincangan bursa transfer kala Liverpool ingin meminangnya dengan banderol 60 juta euro. Namun, saat itu ia memilih bertahan di AS Monaco. Arsenal sempat mencoba ingin mendapatkan sang pemain pada Januari 2018, namun nasib The Gunners sama dengan The Reds.

Kini, keputusan Lemar untuk bertahan di Atletico Madrid tak sepenuhnya benar. Ia mulai tak beraturan bermain di tim inti Atletico Madrid, klub yang memboyongnya seharga 52,7 juta euro.

Pada awal Desember, ia pernah merasakan kejadian tak mengenakkan. Fans Atletico Madrid mengejek penampilan Lemar meski ia membawa Los Rojiblancos menaklukkan Osasuna.

7 dari 7 halaman

6. Nicolo Zaniolo (AS Roma)

Nilai jual : 22 juta euro

Potensi klub tujuan : Tottenham, Manchester United, PSG

Zaniolo datang ke AS Roma sebagai bagian dari barter Radja Nainggolan ke Inter Milan. Kemampuan Zaniolo layak mendapat apresiasi, dan itu sudah dirasakannya ketika mendapat kesempatan membela Timnas Italia.

Gelandang berusia 20 tahun tersebut memiliki potensi luar biasa. Beberapa kalangan menyebut, Zaniolo hanya butuh klub yang tepat, plus menit bermain banyak, sehingga mengasah insting serta kemampuan.

Zaniolo terkenal memiliki daya jelajah tinggi. Ia juga mendapat status sebagai pemain muda terbaik Serie A pada debut. Walhasil, jika AS Roma tak lagi menggunakan jasanya, Zaniolo tak sulit mendapat klub baru pada Januari 2020.

Sumber: BBC

Disadur dari: Bola.com (penulis Nurfahmi, published 31/12/2019)

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/39vUvCg

The Extremely Online Decade of ‘Get Out,’ Fake Meat and Crystals - The New York Times

Image
Credit...Illustration by The New York Times; photographs by Tom Jamieson for The New York Times, Doug Mills/The New York Times, Lam Yik Fei for The New York Times, and Getty Images

This article is part of the Debatable newsletter. You can sign up here to receive it Tuesdays and Thursdays.

Do you remember, dear reader, when it was impossible to step into a Starbucks or a mall without getting bombarded by the chorus of “Rolling in the Deep”? That was more or less nine years ago, when Adele was a novelty and the mall was still a place people went to on a regular basis. As someone who spent too much of it on Twitter (e.g., me) might say, what a week this decade has been.

To take stock of the past 10 years, I posed some questions to four Times writers: Farhad Manjoo, Margaret Renkl, Bari Weiss and Jennifer Finney Boylan.


Farhad Manjoo: This one’s easy: “She Said,” by my New York Times colleagues Jodi Kantor and Meghan Twohey, which chronicles The Times’s painstaking investigation into allegations of sexual harassment against Harvey Weinstein. Not only is the book a rollicking thriller about a story that would spark a global reckoning; it’s a rollicking thriller about the practice and power of journalism in an era in which journalism and the very idea of truth feels on the rocks. To a 2009er, the book will come as a shock — Harvey was untouchable then — but also a salve: A lot is going to go wrong in the decade ahead. Sometimes it will seem as if nothing matters. But the pursuit of truth still matters; facts, uncovered and aired, still make a difference.

Margaret Renkl: “The Overstory” by Richard Powers won the Pulitzer Prize for Fiction in 2019, and I can’t help wondering how much old-growth forest might have been saved if we’d had this book a decade ago. “The Overstory” is a novel, neither a work of journalism nor a political screed, and it engages readers on many levels, the way great art inevitably does: emotionally, imaginatively, intellectually. In telling the stories of a disparate group of people who come to care about the fate of our forests, and thus of our planet itself, Mr. Powers manages to make readers care, too. And he packs an immense amount of information into the novel in a way that’s both memorable and powerfully affecting. Forests are oxygen factories and carbon sinks, yes, but they are also living organisms that are crucial to the earth’s very survival. Mr. Powers makes us regard our forests as fellow creatures. Reading “The Overstory” makes us understand that trees are our kin.

Bari Weiss: “The Coddling of the American Mind” was about the “safetyism” culture that has come to dominate college campuses — and how that culture has created a fragile generation of Americans. But I don’t even think the authors, Jonathan Haidt or Gregg Lukianoff, could have foreseen how rapidly the trends they brilliantly diagnosed would leap beyond the quad and into all aspects of American life.

Those trends: That words are violence. That feelings trump facts. That challenges don’t make you stronger, but more traumatized. We — especially, and ironically, the most privileged in our culture — now live in a world permeated by such lies.

To bring back reason and to rebuild a common culture, we need to dismantle those untruths. Reading this book is an essential place to begin.

Jennifer Finney Boylan: The book of the decade was “A Visit From the Goon Squad” by Jennifer Egan, published in June of 2010. A reader in 2009 would be just as blown away by its inventiveness as a reader 10 or 100 years later, and would have occasion to be optimistic about the state of American literature. Even as the country descends into chaos, great art is being made. A lot of that art, as is the case with “Goon Squad,” is being made by women.

Farhad: I don’t think any filmed experience moved me more than “Boyhood.” This is probably because it played on my obsession this decade: the dumb ephemerality of life. I became a father at the start of the decade, and spent all of it watching my kids’ childhoods fly by; “Boyhood” distilled that feeling of constant loss into two unforgettable hours.

Margaret: Spike Jonze’s film “Her” has haunted me ever since its release in 2013. It’s strange enough that we carry the internet around in our pockets and hear it speaking directly into our ears. How long will it be before the world itself, so beautiful and so fragile, holds no allure for us at all? Walking in the woods, already I pass people on the trail who are listening to their earbuds and walking with their eyes on a screen. “Her,” the story of a man who falls in love with his A.I. assistant, is impossible and all too terribly possible.

Bari: “Get Out” has my vote for the most brilliant movie of the decade. I also loved the recent Korean film “Parasite,” in part because it echoed what I already think of as Jordan Peele’s classic. Both manage to be shocking, disturbing, scary — and somehow, how? — also so very funny.

And I’m going to commit a category error here by mentioning a few plays. For me, they are one of the things that make New York — the perpetually broken subway, calling Bill de Blasio mayor — completely worth it.

In the past weeks I’ve seen “Slave Play,” “Fiddler on the Roof” in Yiddish, “Heroes of the Fourth Turning” (all phenomenal) and “The Inheritance” (not so much). For best of the decade: David Cromer’s radical reimagining of “Our Town.” I can still cry thinking of it.

Jennifer: “Watchmen,” the series on HBO that just completed its run in December 2019, is a hard look at American history — and mythology. It captures, breathtakingly, the profound and unhealable racism written into this country’s DNA; it also shows that a woman of color can be a force for justice — and in so doing, it reinvents what we think of when we use the word “superhero.”

Farhad: Batteries! I think we’re going to get lots of better technologies, especially better transportation tech, thanks to better batteries. Batteries haven’t been getting better at the rate of microprocessors, but we have seen incremental improvements in capacity and cost over the decade, and those improvements will give us lots of more-efficient and safer ways to move around cities.

Margaret: Fake meat isn’t going to turn everyone into a vegan, and it won’t cut down on meat consumption overnight, but it might create a middle way that omnivores find appealing — perhaps even appealing enough to slow the rate at which forests are converted into pastures for livestock. In time it might even mean that pastures are allowed to become forests again.

Bari: The Hong Kong protesters are, literally and figuratively, picking up the flag we have put down. They are at the front lines of the fight for liberty against a Chinese regime that is using technology that promised to make us more free to make human beings more unfree than ever before. They will be remembered not just as heroic, but as prophetic.

Jennifer: Sarah Kate Ellis became the C.E.O. of the L.G.B.T.Q. media advocacy nonprofit Glaad in 2014. At that time, Glaad was teetering on insolvency and irrelevancy. (I know, because I was on its board of directors at the time.) In short order, Ms. Ellis saved that organization and placed it at the forefront of the civil rights movement for queer people. You can’t underestimate the impact of Glaad: So many straight and cis people form their opinions about L.G.B.T.Q. Americans from television and film and other media. Ms. Ellis has helped change the stories we tell about queer Americans. These were once stories about mere “tolerance”; today they are something more like celebration.

Farhad: Tribalism fed by social networks. It’s becoming increasingly difficult to understand people who aren’t in your circle; we are actively divorcing ourselves from people who don’t share our experiences. This will end badly.

Margaret: I agree with Farhad. Social media has made it too easy to forget that people are more than their political opinions. Engaging with our fellow human beings on many levels, and not just a political level, is our only hope for finding enough common ground to move together toward something better. And right now we’re in desperate need of something better.

Bari: I don’t think nearly enough attention has been paid to the loss of religion and how it is transforming us. The tribalism Farhad and Margaret rightly criticize is deeply connected to the fact that we are religious animals. In the absence of God we’ll look to politics. Or crystals.

Jennifer: This trend really began with the election of Ronald Reagan, but I think nothing’s been more harmful to our democracy than the belief that government cannot be a force for good. Grover Norquist, the little dear, once wished that government could be reduced “down to the size where we can drown it in the bathtub.” There’s nothing more un-American than hatred of our own government, and yet it has somehow become a sacred belief for Republicans. It was a hatred of government that inspired their failed attempt to repeal the Affordable Care Act — which would have left millions of Americans without health care — in order to replace it with nothing. But life shouldn’t be a merciless race to see who can die with the most stuff. It should be about looking out for one another, and especially about helping people who are in need.

Farhad: Journalists and politicians spending their time on Twitter. The social network fosters groupthink and too-cool, reflexive herds, and it conflates reality with the whims of extremely online crowds.

Bari: Perhaps the word for the very real problem Farhad is describing is cowardice. The lack of courage in so many quarters — journalism, in which the ambitious assiduously avoid writing about topics that might get them canceled; the Republican Party, which has been reduced to Trump sycophancy and apologias for white nationalism; the Democratic Party, which sometimes seems to be taking its talking points from red rose Twitter — continues to blow my mind.

Jennifer: People bringing their cellphones to the dinner table.

Farhad: The 2020s. I mean, not really, things will probably get worse, but it’d be churlish to start out expecting the worst. Let’s all plan to make things better.

Margaret: The teenagers. In failing to face the realities of climate change, we are robbing our children of their birthright, and in failing to stand up to the gun lobby, we are allowing them to be slaughtered in their schools. From Greta Thunberg to the students at Marjory Stoneman Douglas High, and far beyond, teenagers are tired of our excuses, and their fury gives me hope.

Bari: That Americans agree. Well, not about abortion. But about more than we regularly appreciate. The fact that we’re surveilled by giant companies? That enrages most people and rightly so. That it’s punishingly expensive to have children and raise a family in the country? Americans on both sides feel that.

Jennifer: “Duck Dynasty” was canceled in 2017. Whenever I’m feeling low, I try to remember this, and I feel a little better. Not much though.

Have thoughts about the 2010s? Email us at debatable@nytimes.com. Please note your name, age and location in your response, which may be included in the next newsletter.


Here’s what readers had to say about the last edition, featuring a Watergate-era Republican on impeachment.

Brian from Oregon: “We need more people like Mr. Cohen holding public office. Sadly, I think he’s correct about Trump’s re-election prospects as well.”

Nick from New York: “Let’s cut the revisionist nonsense about Nixon. He opened a back door channel to Hanoi via a Chinese-American socialite — promising a better deal if elected, thereby stalling the Paris Peace talks. L.B.J. called him on it. He lied.”

Bihari from Nepal: “The problem with American democracy (or lack of it) has very little to do with whether it is Nixon or Trump. … It is now incumbent on the United States to switch to a parliamentary form of democracy under which the head of government is under the immediate watch of the parliament 24/7. Boris Johnson of the U.K. cannot come even remotely close to Mr. Trump in his lies, in his mismanagement, in his womanizing, in his corruption and in his lack of manners.”

Let's block ads! (Why?)



"meat" - Google News
January 01, 2020 at 06:05AM
https://ift.tt/35fGpkS

The Extremely Online Decade of ‘Get Out,’ Fake Meat and Crystals - The New York Times
"meat" - Google News
https://ift.tt/32Casmq
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

MotoGP: Pembalap Suzuki Akui Jalani Debut Sulit Musim Lalu

Jakarta - Musim lalu, Joan Mir menjadi debutan terbaik kedua di MotoGP setelah Fabio Quartararo. Pembalap Suzuki Ecstar ini duduk di peringkat 12 pada klasemen akhir.

Sayangnya, ia gagal meraih podium, dan hasil terbaiknya hanya finis kelima di Australia. Ia juga sempat mengalami cedera paru-paru yang cukup parah.

"Sayang kami tak meraih podium, tapi cedera yang saya alami memperlambat musim debut saya. Motor kami tampil sangat baik di Silverstone (Alex Rins memenangi balapan), dan saya tak bisa ada di sana karena cedera," tutur Mir seperti yang dikutip oleh Motorsport.com.

Cedera itu dialami Mir usai terjatuh dalam kecepatan 300 km/jam pada uji coba Ceko pada Agustus. Paru-paru Mir pun mengalami memar yang cukup parah, membuatnya harus absen di MotoGP Austria dan Silverstone. Meski kembali di Misano, Mir masih sulit bernapas normal sampai Seri Malaysia.

"Hal terpenting yang saya pelajari, selain cara berkendara, adalah bangkit dari masa buruk, terutama saat cedera. Hal tersulit adalah mempelajari elektronik, karena saya tak pernah menjajal motor secanggih ini, hingga butuh waktu untuk beradaptasi dan menggali pengalaman," ungkapnya.

Pembalap berusia 22 tahun ini pun bertekad mengubah gaya balap di MotoGP musim depan. "Saya ingin berkendara lebih halus. Ini bukan gaya balap saya, karena saya lebih agresif, tapi saya yakin bisa lebih baik. Mesin adalah hal yang harus saya perbaiki, dan tampaknya 2020 nanti kami akan menjalani kemajuan," kata Mir.

Memuji Marquez

Juara Dunia MotoGP, Moto2, dan Moto3 Tahun 2019
Pembalap MotoGP Marc Marquez berpose di depan Valencia Motorcycle Grand Prix, Spanyol, Minggu (17/11/2019). Marc Marquez sukses merebut gelar juara dunia MotoGP tahun 2019. (AP Photo/Alberto Saiz)

Di lain sisi, Mir juga mengaku kagum pada performa Marc Marquez tahun ini. Rider Repsol Honda tersebut memang tampil dominan, meraih gelar dunia lewat 18 podium, yang terdiri dari 13 kemenangan dan lima kali finis kedua.

"Marc adalah rider yang paling membuat saya terkesan. Ia adalah rider pemenang saat ini dan menjalani musim yang fantastis, selalu menang atau finis kedua. Inilah yang sulit dilakukan. Kami akan coba untuk melaju sedekat mungkin dengannya musim depan," pungkas Mir.

Pebalap Spanyol yang juga juara dunia Moto3 2017 ini akan kembali turun lintasan dalam uji coba pramusim MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang pada 7-9 Februari 2020.

Sumber: Motorsport

Disadur: Bola.net, published 31/12/2019

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2MKKgjQ

Banyak Rumah Warga Terendam Banjir, PLN Matikan Listrik di Beberapa Wilayah

Liputan6.com, Jakarta Hujan dengan intensitas terus menerus mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada malam pergantian tahun 2020. Akibatnya, sejumlah wilayah di ibu kota terendam banjir setelah diguyur hujan semalaman.
Sejumlah sarana dan prasarana juga dihentikan demi keamanan warga, seperti listrik. PLN sendiri sudah melakukah langkah pemadaman listrik di sejumlah titik di Jakarta.
"Pemadaman cukup banyak, di puluhan gardu. Kebanyakan di Jatiasih (Bekasi), Cempaka Putih (Jakarta Pusat)," ujar General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad kepada Liputan6.com, Rabu (1/1/2020).
Pemadaman, lanjut Ikhsan, telah dimulai sejak pukul 04.00 - 05.00 WIB dan akan dipadamkan ketika ketinggian air mulai menyusut.
Ikhsan melanjutkan, ke depan jumlah gardu listrik yang dimatikan kemungkinan akan bertambah. Namun untungnya, gardu listrik tidak terdampak banjir.
"Banyak dari laporan warga (permintaan pemadaman), gardunya tidak terdampak namun lebih ke perumahan warga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.
Sementara untuk data lengkap daerah yang aliran listriknya dimatikan masih dihimpun oleh pihak PLN.
 "Ada puluhan, datanya sedang kami himpun," tuturnya.
2 dari 2 halaman

Awas Keseterum Listrik di Saat Banjir, Ingat Tips Aman Ini

Beberapa wilayah di Jakarta mengalami banjir akibat hujan yang berlangsung terus menerus sejak Selasa (31/12/2019) kemarin. Saat musim hujan seperti ini diikuti dengan banjir, ada beberapa hal yang harus masyarakat perhatikan berkaitan dengan kelistrikan. 

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Ikhsan Asaad beberapa waktu lalu membagi beberapa hal yang harus menjadi perhatian saat menghadapi musim hujan berkaitan kelistrikan.

Hal pertama yang harus dilakukan masyarakat saat banjir untuk menghindari bahaya tersengat aliran listrik yaitu mematikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB) di kWh meter.

Selanjutnya cabut seluruh peralatan listrik yang masih menancap dan naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman.

Apabila terjadi banjir dan listrik belum dipadamkam oleh PLN, laporkan segera melalui Contact Center PLN 123 atau hubungi kantor PLN terdekat.

Setelah banjir surut, pastikan semua alat elektronik dan instalasi listrik dalam keadaan kering.

Penormalan listrik oleh PLN akan dilakukan apabila instalasi PLN maupun warga sudah dalam kondisi kering dan siap dialiri listrik.

Penyalaan akan dilakukan dengan didahului oleh penandatanganan berita acara disaksikan oleh Ketua RT/RW atau tokoh masyarakat setempat.

"Kami juga menghimbau apabila datang hujan, jangan berteduh di dekat instalasi kelistrikan seperti tiang listrik, gardu listrik, maupun tiang lampu penerangan jalan untuk menghindari bahaya tersengat arus listrik," ungkap Ikhsan.

Masyarakat juga perlu menggunakan alat pengaman diri seperti sepatu boots yang kedap air apabila melewati genangan air untuk menghindari resiko terkena pecahan kaca, paku, bakteri, maupin arus listrik bocor.

"Arus listrik bocor bisa saja terjadi disebabkan oleh gesekan kabel PLN dengan kabel lain yang dipasang tidak sesuai aturan atau bahkan tidak berijin. Selain itu masyarakat yang mengambil listrik langsung dari tiang juga sangat berbahaya karena kabelnya tidak standar dan sangat berpotensi menimbulkan arus bocor," tegas Ikhsan.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/36gQ24f

19 RW di DKI Jakarta Terendam Banjir Pagi Ini

Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras semalaman yang mengguyur wilayah Jabodetabek menyebabkan kenaikan air permukaan di sungai dan pintu air di Jakarta. Banjir pun terjadi.

Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta dan Dinas Sumber Daya Air pada Rabu (1/1/2020) pukul 07.00 WIB, terdapat 19 RW yang banjir.

Di Jakarta Timur, yakni Kelurahan Cipinang Melayu yang terdampak banjir yakni RW 003, 004, 006, dengan tinggi air hingga 80 cm pada pukul 06.00 WIB.

Kemudian di Kelurahan Pinang Ranti, RW yang terdampak banjir yakni 001, 004 dengan tinggi air 75 cm. Di Kelurahan Halim di RW 005 tinggi air hingga 80 cm.

Di Kelurahan Makassar di RW 003, 005, 006, 007 dengan tinggi air 80 cm, dan di Kelurahan Kampung Melayu di RW 04, 04, 05,05 dengan tinggi 30 cm.

Di wilayah Jakarta Utara, wilayah yang banjir ada di Kelurahan Rorotan, yaitu di RW 004 dengan tinggi 70 cm.

Kemudian di Jakarta Barat, ada di Kelurahan Rawa Buaya yaitu di RW 001,011 dengan tinggi 70 cm.

Sedangkan di Jakarta Selatan, wilayah terdampak banjir ada di Kelurahan Manggarai Selatan, yaitu di RW 001 dengan tinggi 70 cm.

2 dari 2 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2MLzPwi