Pages

Wednesday, October 31, 2018

Jangan Takut Naik Pesawat, Simak Fakta Berikut Ini!

Liputan6.com, New York - Apakah Anda pernah merasakan takut naik pesawat? Jika memang demikian, itu adalah sebuah kewajaran. Ketakutan semacam ini disebut sebagai aerofobia.

Meski moda transportasi udara jauh lebih aman ketimbang jenis kendaraan lainnya, namun berdasarkan pengamatan ahli transportasi, masih banyak orang yang merasa khawatir tentang kemungkinan pesawat yang mereka naiki jatuh. Perasaan tersebut kian memuncak pasca-mendengar insiden kecelakaan, salah satunya yang menimpa Lion Air JT 610 pada Senin 29 Oktober 2018. 

Menurut seorang terapis psikologi kenamaan asal Inggris, Christopher Paul Jones, ada sejumlah pemicu mengapa seseorang takut terbang. 

Ia mendebat beberapa mitos penerbangan, sebagai upaya untuk meredakan stigma buruk publik terhadap pesawat. 

"Setelah Anda melihat fobia itu dengan cara yang rasional dan menyadari bahwa sebenarnya fobia tersebut hanya mitos, maka inilah waktunya untuk melawan rasa takut tersebut," tegasnya, seperti dikutip dari Express.co.uk, Selasa 30 Oktober 2018.

Jones menjelaskan bahwa kemungkinan mengalami kecelakaan ketika terbang adalah 1 dibanding 11.000.000 kejadian.

Perbandingan tersebut jauh lebih kecil dari peluang kecelakaan mobil, yakni 1 dibanding 200, menurut versi Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).

Fakta tersebut mungkin akan membuat seseorang mengubah perspektif tentang perjalanan udara.

Kemudian, Jones melihat bahwa aerofobia muncul akibat adanya pengaruh dari media massa. Sebuah kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpang di dalamnya, termasuk para kru, bisa menjadi berita utama (headline). Tak hanya sehari. Tapi berhari-hari. 

Hal tersebut dikarenakan insiden semacam itu sangat jarang terjadi. Seperti misal, jatuhnya Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang pada 29 Oktober, yang disorot oleh media lokal dan mancanegara.

Atau kematian satu orang penumpang pesawat maskapai Southwest Airlines dengan nomer penerbangan 1380, yang melaju dari New York ke Dallas, Texas, pada 17 April 2018.

Burung besi yang membawa 144 penumpang dan 5 anggota awak itu mengalami kegagalan mesin, sehingga terpaksa melakukan pendaratan darurat di Philadelphia.

"Ada 100.000 penerbangan per hari. Bayangkan jika dibandingkan dengan berapa banyak kecelakaan yang terjadi di jalanan, masih banyak di darat ketimbang di udara," jelas Jones.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Sebuah jendela dalam pesawat terlepas saat sedang terbang akibat guncangan turbulensi yang kuat.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Q8Y1bx

No comments:

Post a Comment