Liputan6.com, Jakarta Raut muka sedih terus diperlihatkan Ana (55), saat berulangkali membuka foto dan video, yang memperlihatkan tampilan adiknya, Budi Suhada (52), di telepon genggamnya.
Dia tak menduga harus ditinggal begitu cepat oleh adiknya, yang meninggal lantaran kelelahan saat menjadi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta, tepatnya di TPS 13. Budi pun menambah daftar panjang para pahlawan demokrasi yang berguguran, akibat letih.
Tercatat, sejak Sabtu 17 April 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU), sudah mendata ada 272 petugas yang meninggal.
Ana tak bisa berbuat apa-apa dengan apa yang terjadi. Dia pun harus pasrah, jenazah almarhum adiknya itu dikuburkan pukul 10.00 WIB, berdekatakan dengan makam kedua orang tuanya di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Minggu (28/4/2019).
"Saya sedih. Saya harap ada (bantuan)," ujar Ana saat ditemui Merdeka.com, di Jakarta.
Dia pun teringat akan pesan almarhum adiknya tersebut. Lantas Ana menunjukkan sebuah video yang berisi rekaman Budi saat masih di rawat di Rumah Sakit Mintohardjo, usai menjadi petugas KPPS.
"Dia ingin ketemu anaknya yang paling kecil," jelas Ana.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2PyMFxV
No comments:
Post a Comment