Pages

Thursday, November 1, 2018

Hadapi Awal Musim Hujan, Kementerian PUPR Siaga Banjir

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) terus mengambil upaya dalam menghadapi awal musim penghujan di akhir 2018.

Adapun puncak musim hujan diperkirakan akan datang pada awal tahun mendatang, tepatnya antara Januari dan Februari 2019.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait lain untuk melakukan pengelolaan banjir, khususnya di 20 kota besar yang rawan terkena genangan air.

"Dari 20 kota itu, termasuk salah satunya Jakarta. Kami lakukan pengelolaan banjir, bukan pengendalian, karena untuk pengelolaan semua infrastruktur saling bantu membantu. Kombinasinya dari berbagai infrastruktur, termasuk struktural dan non struktural," jelasnya di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Dia melanjutkan, bentuk pengelolaan banjir yang Kementerian PUPR lakukan yakni membangun infrastruktur demi mencegah terjadinya luapan air. "Pencegahan sebelum banjir, yaitu dengan upaya fisik dan non fisik. Fisik membangun prasarana seperti tanggul laut, itu terus kita bangun," sambungnya.

Berdasarkan prakiraan cuaca yang didapat dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hari menyebutkan, curah hujan tinggi (diatas 300mm) pada bulan ini akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan bagian utara dan barat, serta sebagian besar wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Puncak musum hujan pada November-Desember akan melanda sebagian besar Pulau Sumatera dan Kalimantan serta sebagian kecil Pulau Jawa dan Sulawesi. Sementara pada Januari-Februari 2019, puncak musim hujan akan melanda sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Sebagai langkah antisipatif, Kementerian PUPR telah melakukan berbagai pekerjaan seperti membangun pengendali banjir sepanjang 195 km, merehabilitasi pengendali banjir sepanjang 7 km, pemeliharaan tanggul dan tebing sungai sepanjang 3.725 km, dan pemeliharaan kanal banjir sepanjang 164 km.

Ditjen SDA juga melakukan penelusuran (walkthrough) terhadap sungai-sungai utama di seluruh BWS/BBWS sepanjang 54 kilometer. Dari hasil updating 2018, diketahui saat ini terdapat 42 km sungai yang berada dalam kondisi kritis dan sampai dengan saat ini kurang lebih sepanjang 30 km telah tertangani.

Dalam menanggulangi terjadinya banjir, Ditjen SDA telah menyiapkan total 657 unit peralatan yang terdiri dari excavator, amphibious excavator, mobile pump, dump truck, trailer truck, pick up, mesin outboard, dan perahu karet untuk menanggulangi banjir. Untuk bahan banjiran, Ditjen SDA juga menyiapkan 242.633 buah sandbag, 5.968 buah geobag dan 41.798 buah kawat bronjong.

Sedangkan untuk tahap pemulihan Ditjen SDA siap melakukan pemulihan berupa rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan-bangunan air. Selain itu, Hari menyatakan, Kementerian PUPR juga sudah siaga dengan berbagai infrastruktur pendukung, seperti posko, akses air bersih dan sanitasi untuk camp pengungsian, hingga inventarisasi bangunan yang rusak.

"Apabila jadi banjir, itu adalah saat penanggulangan. Yang paling berperan sebenarnya BNPB, PUPR jadi pendukung. Kita siap memberi bantuan, termasuk menyediakan peralatan atau bantuan komunikasi," ujar dia.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2EXrV1k

No comments:

Post a Comment