Pages

Thursday, November 1, 2018

Kisah di Balik 5 Kecelakaan Pesawat Paling Fatal Sepanjang Sejarah Dirgantara

Kejadian: 12 November 1996

Kematian: 349

Lokasi: Charkhi Dadri, Haryana, India

Catatan mematikan dalam sejarah penerbangan selanjutnya melibatkan pesawat jenis Boeing 747 milik Saudi Arabian Airlines (nomor penerbangan 763) dan Ilyushin Il-76 milik Kazakhstan Airlines (nomor penerbangan 1907).

Insiden nahas ini terjadi di udara, ketika kedua kapal terbang tersebut sama-sama sedang melayang di langit, tepatnya di wilayah Charkhi Dadri, India utara.

Pesawat Saudi Arabian Airlines dilaporkan sedang menuju ke Dhahran (Arab Saudi) dari New Delhi (India), sementara Kazakhstan Airlines sedang menuju Bandara Indira Gandhi (India) dari Shymkent (Kazakhstan).

Seluruh penumpang dan kru pesawat dari kedua maskapai itu tak ada yang selamat. Total yang meninggal yaitu 349 orang --289 penumpang dan 23 awak Saudi Arabian Airlines, serta 27 penumpang dan 10 awak Kazakhstan Airlines.

Kecelakaan bermula saat Egor Repp (operator radio pesawat Kazakh 1907) melakukan kesalahan dalam mengukur ketinggian. Kazakh 1907 seharusnya ada di level ketinggian 150, sedangkan Saudi 763 ada di level ketinggian 140.

Saat Repp menyadari bahwa pesawat yang dikemudikan oleh Kapten Pilot Gennadi Cherepanov terbang terlalu rendah, dia pun menyuruh Gennadi untuk menstabilkan laju pesawat, "Jaga ketinggian 150. Jangan turun!"

"Berapa ketinggian yang diperintahkan?," tanya Kapten Cherepanov begitu ia bereaksi dan bingung. Kemudian, Kapten Cherepanov memerintahkan kepada kopilot untuk menambah kecepatan.

Tanpa disadari, Kazakh 1907 rupanya kian mengarah ke Saudi 763. Kemudian, Repp pun berkata, "Naik ke 150, karena di 140 ada ... yang itu! Yang itu!"

Terlambat, pesawat Saudi 763 sudah berada tepat di hadapan Kazakh 1907. Sayap kiri pesawat Saudi 763 dirobek sepanjang 5,5 meter oleh ekor pesawat Kazakh 1907, begitu pula stabilizer horizontal kirinya.

Karena itulah, kru pesawat Saudi 763 tidak bisa mengendalikan pesawatnya. Dentuman keras terjadi di udara. Kobaran api raksasa menyala, menyilaukan langit India pada hari itu.

Ketika diselidiki dari kotak hitam kedua pesawat, kru Saudi 763 terbang secara teratur pada ketinggian yang ditentukan VK Dutta (petugas menara kendali suar/ATC), yaitu level 140 (4.300 meter). Akan tetapi, kru pesawat Kazakh 1907 tidak terbang teratur.

Pesawat Kazakh 1907 berada di level terbang 4.299 meter, 300 meter lebih rendah dari ketinggian yang ditentukan oleh Dutta, dan 3 meter lebih rendah dari pesawat Saudi 763.

Para penyidik menyalahkan tata letak kokpit pesawat Kazakh 1907. Pengukur ketinggian terpasang di depan tempat duduk pilot, namun tidak ada pengukur ketinggian di depan tempat duduk operator radio Egor Repp.

Selain itu, kesalahpahaman dalam penggunaan bahasa Inggris juga menjadi penyebab insiden fatal itu.

"Kru pesawat Kazakh berasal dari Uni Soviet. Mereka lulus dalam ujian bahasa Inggris, namun tidak cakap dalam penggunaan sehari-hari." ujar Kapten Ashok Verma yang turut dalam penyelidikian ini.

Penyebab lain adalah terbatasnya koridor yang disediakan di Bandara Indira Gandhi. Wilayah yang ditangani oleh Dutta, sebagian besar, merupakan pesawat militer. Bahkan, di bandara sesibuk ini, hanya ada satu koridor utama untuk pesawat komersial.

Sementara itu, kapten pesawat Angkatan Udara AS yang melintas di lokasi tabrakan, menggambarkan ada "awan besar yang menyala dengan cahaya oranye".

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2SCuicw

No comments:

Post a Comment