Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News, Rocky Gerung kembali menuai kontroversi. Kali ini pendiri Institut Setara tersebut menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak paham Pancasila.
Apakah ini termasuk unsur penghinaan atau tidak? Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) enggan bicara.
Berawal saat Rocky Gerung menjadi tamu di salah satu program statiun televisi swasta. Dia menuding Jokowi hanya menghapal lima sila dasar negara.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku heran dengan cara pandang Rocky Gerung yang mengaitkan Pancasila dengan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
Berita lainnya yang tak kalah menuai sorotan datang dari Mendikbud Nadiem Makarim. Saat bertemu dengan para dosen di Universitas Indonesia (UI) Depok, dia meminta dosen jangan buang-buang waktu di kelas.
Nadiem pun meminta untuk mengubah pola pembelajaran yang selama ini dilakukan. Menjadi dosen penggerak, seorang pendidik akan lebih banyak belajar dan menanyakan pertanyaan dari mahasiswanya daripada memberikan ceramah mengenai ilmunya.
Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Rabu, 4 Desember 2019:
1. Mahfud Md: Saya Tak Pernah Tertarik Omongannya Rocky Gerung
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md enggan menanggapi pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak paham Pancasila. Dia mengaku tak pernah tertarik dengan apapun yang dikatakan Rocky Gerung.
"Saya nggak pernah tertarik omongannya Rocky Gerung. Nggak tahu saya," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Seperti diketahui, dalam salah satu program statiun televisi swasta, Rocky Gerung menyebut Jokowi tak memahami nilai-nilai Pancasila. Dia menuding Jokowi hanya menghapal lima sila dasar negara tersebut.
2. Jokowi Disebut Rocky Gerung Tak Paham Pancasila, Moeldoko: Kacamatanya Buram
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai Rocky Gerung keliru menyebut Presiden Jokowi tak paham nilai-nilai Pancasila. Dia mengaku heran dengan cara pandang Rocky mengaitkan Pancasila dengan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
"Saya pikir, itu cara menilainya itu kacamatanya buram. Kalau kacamatanya jernih melihatnya adalah bahwa program BPJS itu sebuah program yang tidak semua negara mampu," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Mantan Panglima TNI itu menegaskan bahwa tudingan Jokowi tak paham Pancasila tidak benar. Jokowi baru saja memberikan pengarahan dalam 'Presedential Lecture' Internalisasi dan Pembumian Pancasila di Istana Negara Jakarta.
3. Pesan Nadiem ke Dosen: Jangan Buang-Buang Waktu di Kelas
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meminta dosen mengubah pola pembelajaran. Harapannya bahkan bisa menjadi dosen penggerak.
"Dosen mengurui, dosen memberikan ceramah, Dosen memiliki informasi dan memberikannya kepada mahasiswa, berubah menjadi dosen yang memfasilitasi pembelajarnya kepada mahasiswa," ucap dia di Universitas Indonesia, Rabu (4/12/2019).
Nadiem menjelaskan, ciri dosen penggerak itu hampir sama kayak guru penggerak. Dosen penggerak kalau melihat anaknya punya kapabilitas melampauinya, dia merasa bangga bukan terancam.
Nadiem melanjutkan, Dosen penggerak akan lebih banyak belajar dan menanyakan pertanyaan dari mahasiswanya daripada dia memberikan ceramah mengenai ilmunya.
No comments:
Post a Comment